Selasa, 14 Februari 2017

Pelangi

Pelangi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di suatu masa warna-warna di dunia mulai bertengkar. Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat dan yang paling disukai.

HIJAU berkata: "Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."

BIRU menginterupsi: "Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa."

KUNING cekikikan: "Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: &q
... baca selengkapnya di Pelangi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 11 Februari 2017

Berjuanglah

Berjuanglah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari ini pengumuman SNMPTN. Wajar jika hati ini ketar-ketir. “udahlah kamu pasti keterima. nilaimu lo bagus” kata septi. Aku hanya tersenyum, tapi hati ini masih tak karuan. Fikiranku melayang – ada fikiran. Ada kok kakak kelasku dulu yang pintar, nilai bagus tapi dia tidak diterima.

Sore tepat pukul 17.00 wib aku ke rumah guruku bersama teman-teman rencannya mau melihat hasil SNMPTN. “Bismillah” ku ketik nomor pendaftaran dan tanggal lahirku. Tertulis ‘Maaf’ bewarna merah. Tak kulanjutan lagi. Kata itu sudah menggambarkan jelas bahwa aku tidak lolos. Tubuh ini terasa lemas. Tapi aku berusaha tegar di depan teman-teman. “gimana? diterima?” tanya guruku. Aku hanya menggelengkan kepala. “ya udah gapapa, belum rejekinya” kata pak Reno “Iya pak” kataku. “sholat maghrib aja dulu cah,” suruh pak reno kepada kami “iya pak” jawab kami bersamaan. Sesudah sholat kupanjatkan doa kepada Tuhan, tak terasa air mata ini membasahi pipiku. Tak kuasa lagi kubendung air mata ini.

Hari telah malam, kami semua pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, kedua orang tuaku telah menanti “gimana? lolos?” aku hanya menggelengkan kepala. Akupun langsung ke kamar. “ayah, ibu, maaf aku telah mengecewakan kalian” sambil kuteteskan air mata.


... baca selengkapnya di Berjuanglah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 08 Februari 2017

Cinta Kasih Sejati

Cinta Kasih Sejati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pagi itu seorg pria berusia 70-an datang utk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Seorang perawat menyiapkan berkasnya & memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya

Si Perawat merasa kasihan, jadi ketika sedang luang dia sempatkan utk memeriksa luka si kakek, & nampaknya cukup baik & kering, tinggal membuka jahitan & memasang perban baru. Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, diputuskan boleh dilakukan oleh si perawat.

Sambil menangani lukanya, si Perawat bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hanya mesti ke rmh jompo utk makan siang bersama istrinya, spt yg biasa dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu & istrinya mengidap penyakit ALZHEIMER.

Lalu si Perawat bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat? Si Kakek menjawab bhw istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.

Mendengar hal itu si Perawat sangat terkejut & berkata: Bapak masih pergi ke sana setiap hari selama 5 tahun walaupun istri Bapak tidak bisa mengenali bapak lagi?

Si
... baca selengkapnya di Cinta Kasih Sejati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 05 Februari 2017

Aku Dia Tak Sama

Aku Dia Tak Sama Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dentingan piano lagu Für Elise karangan Ludwig van Beethoven selalu ku dengar setiap ku memasuki rumah sepulang sekolah. Ya gadis anggun yang tengah melentikkan jarinya ke material putih hitam itu adekku namanya Mona, dia seumuranku namun beda 5 menit setelah ku lahir di dunia.
“Lisa” teriak mama
Tanpa meghiraukan suara itu, aku langsung masuk rumah dan hampir menaiki tangga.
“Lisa” teriakkan mama untuk kedua kalinya. Akupun berhenti sejenak dari langkah kaki yang telah menginjak tangga pertama.
“Tidak sopan! Masuk ke dalam rumah tanpa permisi, lihat baju kamu berantakan sekali, pulang jam segini dari mana saja kamu?” bentak mama cukup keras.
Tanpa berpaling badan aku menjawab “Bukan urusan mama”.
“Kamu ini maunya apa sih, selama ini mama cukup sabar menghadapi kamu. Tapi lama-kelamaan kamu semakin kurang ajar terhadap mama. Lihat itu Mona walaupun dia tak seberuntung kamu, dia bisa membuat mama bangga terhadapnya. Sedangkan kamu, Apa.. apa yang bisa mama banggakan!” hujat mama.
Itu.. itu.. dan itu.. yang setiap hari dan selalu kudengar dari perkataan mama, sungguh sakit mendengarnya. Aku selalu diam tanpa menanggapi ucapan itu. Namun kali ini aku sungguh meradang, direndahkan seperti itu. “Ma… bukanya mama setiap hari yang sel
... baca selengkapnya di Aku Dia Tak Sama Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 01 Februari 2017

BERTINDAK

BERTINDAK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Leadership is action, not position. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan jabatan. Begitulah sebuah poster yang pernah saya terima dari seorang kawan yang bermukim di Surabaya. Dicetak di atas kertas warna putih dan merah ukuran 54 x 62 sentimeter, tulisannya dengan huruf serba besar dan warna kontras hitam dan putih. Wow!

Kawan saya itu bukan politisi dan tidak dalam situasi memerlukan dukungan untuk menjadi pejabat publik. Ia seorang konsultan dan menangani perusahaan-perusahaan swasta dalam upaya meningkatkan kualitas produk dan layanan dalam arti luas. Ia tidak memiliki klien dari lingkungan pemerintah atau pun BUMN. Namun agaknya dia ikut geram menyaksikan para pemimpin negeri ini terlalu sering berwacana dan sangat kurang bertindak. “Isu soal kenaikan harga bahan bakar minyak bisa dijadikan contoh nyata. Begitu serunya perdebatan para pejabat publik, sehingga harga-harga sembako naik, sementara keputusan atau tindakan sang pemimpin tak kunjung jelas sampai berbulan-bulan. Rakyat jadi men
... baca selengkapnya di BERTINDAK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 01 Agustus 2010

MENJAGA UKHUWAH TANPA CACIAN DAN GHIBAH (SEBUAH NASIHAT)

Demi Allah, para penuntut ilmu tidak menjadi lemah, bid’ah tidak semakin banyak, kaum Muslimin tidak dilemahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan para musuh tidak dijadikan berkuasa atas kaum Muslimin, kecuali karena kaum Muslimin sudah terlalu jauh dari petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kalian semua mengetahui, bahwa amal perbuatan seseorang tidak akan diterima kecuali dengan dua syarat. Apakah dua syarat itu?

Pertama : Ikhlas. Yaitu jika amal perbuatan dilakukan secara murni untuk mencari wajah (keridhaan) Allah. Tetapi apakah ini cukup?
Banyak orang Yahudi dan Nasrani mengatakan bahwa mereka ikhlas dalam beribadah kepada Allah. Mereka melakukan kegiatan-kegiatan peribadatan di tempat-tempat ibadah dan gereja mereka secara ikhlas. Jadi ikhlas benar-benar terwujud. Namun apakah ini cukup? Tentu tidak cukup!
Jika demikian, kapankah ikhlas dapat diterima?

Yaitu (yang Kedua, Pent.) apabila amal perbuatan yang sudah dilakukan dengan ikhlas itu, dilakukan dengan mengikuti Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, atau selaras dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Namun bagaimanakah kenyataan kaum Muslimin sekarang? Bagaimanakah kenyataan kita dewasa ini? Ya, amalan ikhlas, akan tetapi menyelisihi ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, Allah melemahkan kaum Muslimin dan menjadikan musuh-musuh Islam berkuasa atas kaum Muslimin.

Lihatlah bermacam bid’ah, khurafat dan ta’ashub (fanatisme golongan) merajalela. Bahkan banyak orang dibikin menjauh dari pengikut Sunnah. Seseorang akan mengatakan “orang ini keras, tidak umum, menentang arus … dan seterusnya”.

Ibnul-Qayyim rahimahullah mempunyai ungkapan menakjubkan dalam masalah ini. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa menjaga Sunnah (ajaran) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, mendakwahkannya, memeganginya dengan kuat dan menghidupkannya (sekarang) lebih utama daripada mengarahkan anak-anak panah ke leher musuh.

Perhatikanlah, Ibnul-Qayyim rahimahullah sampai mengatakan kalimat demikian!

Sekarang, orang-orang mulai bermalas-malasan terhadap Sunnah. Bahkan mereka berbuat dengan berbagai amal perbuatan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, kaum Muslimin menjadi lemah. Bahkan sayang sekali, sebagian penuntut ilmu, orang-orang yang memahami Sunnah, memahami banyak persoalan Sunnah, (mereka) tidak melaksanakan Sunnah dan sering memilih bertoleransi dengan meninggalkan Sunnah untuk tujuan berbasa-basi terhadap seseorang.

Maka, demi Allah, wahai saudara-saudara, bersemangatlah kalian untuk menerapkan Sunnah (ajaran) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Demi Allah, (di samping ikhlas), amal perbuatan tidak akan diterima kecuali sesudah amal itu selaras dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Seseorang tidak dapat dipuji agama dan semua urusannya kecuali jika ia sudah menjadi pengikut Sunnah.

Karena itu, bersemangatlah terhadap perkara-perkara Sunnah ini. Bersemangatlah untuk meningkatkan kekuatan beragama secara hakiki di antara sesama kalian. Kalian janganlah saling berseteru. Jika seorang penuntut ilmu melihat kesalahan pada diri saudaranya (sesama Ahlus-Sunnah), jangan menyebabkan orang lain menjauh darinya, jangan memusuhinya, dan jangan mengisolirnya. Tetapi, tunjukkanlah kesalahannya dengan cara-cara dan nasihat yang baik, dengan kata-kata yang baik. Sebab, inilah ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; kata-kata yang baik. Kita membutuhkan tata pergaulan yang baik. Islam merupakan agama yang menganjurkan tata pergaulan yang baik.

Setiap kita mungkin memiliki kepedulian terhadap urusan agama, namun terkadang tidak memiliki cara bergaul yang baik. Cara bergaul yang baik sangat penting dalam kehidupan ini. Dengannya, kita bisa mengajak orang lain. Dan dengannya, kita bisa mendapat pahala.

Apa ruginya jika engkau tersenyum kepada saudaramu? Salah seorang sahabat pernah mengatakan: "Saya tidak pernah melihat wajah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali dalam keadaan tersenyum".

Tersenyum itu berpahala, wahai saudaraku. Perkataan baik yang keluar dari lisanmu, ada pahalanya. Tidak masuk akal jika seseorang, terutama penuntut ilmu, ternyata cara bergaulnya jelek, kata-katanya keras dan kotor. Padahal ia seorang penuntut ilmu yang dikenal. Maka harus baik dalam tata pergaulan, sebagai salah satu wujud dari penerapan terhadap Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, kalian harus melaksanakan Sunnah.

Sunnah-sunnah (ajaran-ajaran) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ini harus diperhatikan dan dihormati. Memang tidak selayaknya menfitnah manusia dengan persoalan-persoalan ini, tetapi (masing-masing penuntut ilmu harus berfikir bahwa) saya harus bersemangat mengajarkan Sunnah kepada orang lain.

Jagalah ukhuwah yang hakiki oleh kalian. Ukhuwah yang tidak ada cacian, makian, ghibah (gosip), namimah (adu domba), qil wal qal (katanya dan katanya/isu) dan berita-berita bohong. Demikian pula hendaklah seorang penuntut ilmu, bila mendengar fatwa tentang seorang Syaikh, bila mendengar tentang suatu hal, hendaklah mencari kejelasan dan kepastiannya. Tidak menelan berita mentah-mentah.

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

"Cukuplah seseorang berdosa bila ia menceritakan setiap apa yang ia dengar".[3]

Sebagian orang, setiap mendengar berita, langsung disampaikannya; Si Anu begini, begitu, melakukan ini, itu dan seterusnya. Kebiasaan ini bukan sifat penuntut ilmu.

Pertama kali, kewajiban seorang Muslim atau penuntut ilmu ialah husnuzhan (berbaik sangka) terhadap para ulamanya dan terhadap kawan-kawannya. Selamanya, ia (mesti) berbaik sangka terhadap mereka. Tidak berburuk sangka kepada orang lain. Tidak melancarkan tuduhan kepada orang lain, sebab ia tidak mengetahui isi hati mereka. Bila kita melihat seorang saudara berjalan bersama pelaku bid’ah, jangan langsung menghukuminya. Sebab siapa tahu, ia sedang menasihati, atau menghendaki sesuatu darinya, atau ingin melakukan pendekatan kepadanya untuk suatu urusan. Jika kita langsung menghukuminya bahwa "orang ini serupa, sama-sama ahli bid’ah", maka ini tidak benar. Apakah kita mengetahui hatinya?

Seperti sahabat yang membunuh orang yang mengucapkan La ilaha Illallah tatkala orang yang dibunuhnya terdesak dalam peperangan. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menanyakannya, mengapa ia bunuh orang yang mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah?

Ia menjawab,"Sebab orang ini hanya bermuslihat untuk menyelamatkan diri," maka Nabi menjawab: “Apakah engkau membelah dadanya?”.

Demkianlah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menegur. Padahal orang yang dibunuh ini awalnya jelas-jelas musuh yang kafir. Sedangkan ini adalah muslim yang shalat, puasa dan melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tiba-tiba engkau langsung menuduhnya dengan tuduhan semacam ini. Jelaslah, itu bukan pekerjaan yang semestinya bagi penuntut ilmu. Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki akhlak mulia, memiliki cara bergaul yang baik, memberi nasihat yang baik dan berpegang kepada Sunnah secara hakiki. Ia tidak layak terlalu keras seraya mengatakan "sayalah satu-satunya pengikut Sunnah, orang lain bukan pengikut Sunnah".

Jadi, semestinya ia mengajak orang lain menuju Sunnah, agar setiap orang berpegang dengan teguh terhadap Sunnah, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak meninggalkan kita kecuali beliau n telah mengajarkan segala sesuatu kepada kita, termasuk tata cara bergaul dengan orang lain dan melakukan pergaulan dengan orang kafir. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita bagaimana bergaul dengan orang-orang munafik dan dengan pengikut bid’ah, serta mengajarkan banyak hal kepada kita dalam urusan hidup kita.

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita kapan harus berjihad, kapan kita boleh mengatakan bahwa suatu perkara menyebabkan seseorang menjadi kafir. Misalnya engkau melihat seseorang tidak shalat di masjid. Melihat ini, ada orang yang langsung menghukumi bahwa ia tidak shalat, berarti kafir. Tentu jika sudah jelas berdasarkan bukti bahwa ia meninggalkan shalat, maka meninggalkan shalat adalah kufur. Tetapi, apa engkau boleh langsung menghukumi ia kafir? Tentu tidak, sebab siapa tahu ia shalat tetapi engkau tidak mengetahuinya, atau ia baru masuk Islam, atau alasan-alasan lainnya. Banyak orang meremehkan masalah seperti ini.